Kapan Kalian Menikah? #Bagian 2



... Ternyata, tahukah kawan, bahwa menikah tepat di usia seperti yang diharapkan tidak hanya dialami oleh beliau. Setiap orang berhak mengalami hal itu, asalkan dia punya keinginan, punya rencana.
Di salah satu seminar pengembangan diri yang beliau adakan—kalau tidak salah di Kota Malang—hal yang sama juga terjadi pada salah seorang EO acara tersebut. Sebutlah namanya Lilis. Menurut penuturan beliau, Lilis adalah seorang wanita lajang dan tidak berpacar dengan umur hampir 30 tahun.
Saat beliau menanyakan kepada peserta seminar,
“Jadi, saat usia berapa kalian akan menikah?” Satu per satu peserta menjawab dengan pasti. Namun, ada juga yang menggelengkan kepala sambil berkata samar-samar, “Saya tidak tahu, Pak.”
Sang Bapak menyahut, “kalau kamu tidak tahu, biar saya kasih tahu. Kamu akan menikah di usia 70 tahun.” Spontan peserta yang lain tertawa geli. Sementara, ‘korban’ dengan reflek menjawab, “Hah?! jangan dong, Pak,” pintanya memelas.
“Kalau begitu, tentukan sendiri!” perintah Sang Bapak.
Kelucuan itu rupanya terdengar juga oleh Lilis. Ia pun tertawa cekikikan. Tetapi, tawanya langsung terhenti tatkala pertanyaan yang sama diajukan secara tiba-tiba kepada dirinya oleh sang Bapak, “Bagaimana denganmu, Lilis? Kapan kamu akan menikah?”
Lilis gusar. Pertanyaan itu bagai sembilu pedang yang menghunus hati dan pikirannya.


“Lekas tentukan!” ucap sang Bapak.
“Eh, eh.. tahun depan, Pak,” kata Lilis antara terkejut, bingung, dan malu.
“Tahun depan ada 12 bulan. Bulan yang mana?”
“Ah, eh.. mmm... bulan Desember, Pak,” jawab Lilis gugup.
“Bulan desember ada 4 minggu. Minggu ke berapa? Jangan bilang minggu terakhir.”
“Nnnggg.. minggu pertama, Pak.”
“Tanggal berapa?” sang Bapak terus mengejar.
“Tanggal 5, Pak,” ucap Lilis spontan.
Maha suci Allah, akhirnya Lilis menikah tepat pada tanggal seperti yang telah diucapkannya.
Sang Bapak bercerita bahwa Lilis hanyalah salah satu dari sekian banyak orang yang telah berhasil menikah di waktu yang telah mereka tentukan sendiri. Asal ada keyakinan, keberanian yang dibarengi dengan doa dan usaha, semua itu tidak akan mustahil.
Apalagi, “Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum jika ia sendiri tidak mengubahnya”. Dan mungkin, berani merencanakan adalah langkah awal dari suatu usaha untuk mengubah nasib.
So Kawan, kalian yang masih ‘single’, kapan akan menikah?” J

NB: Cerita tersebut aku dengarkan langsung dari si empu cerita, dari seorang Bapak bernama Januar Hadihardjo. Mungkin ada beberapa detail yang meleset, tetapi seperti itulah garis besarnya. Semoga bermanfaat ^__^

Comments