Agar Si Bayi Mengurangi Kebiasaan Menggigit Saat Menyusu

Sumber: http://www.cerpen.co.id/post_146726.html

Fase awal menyusui si kecil adalah momen 'menyakitkan' yang harus dirasakan oleh setiap ibu baru. Pun ketika beberapa bulan kemudian saat gigi si bayi sudah mulai bermunculan. Sensasi rasa sakit akan kembali dirasakan saat si bayi seringkali menggigit ketika menyusu. Puting ibu lecet, berdarah dan konon kabarnya ada yang sampai bernanah, adalah hal yang kadang tak dapat dielakkan.

Cubitan, pukulan, atau bentuk kekerasan fisik lainnya terkadang reflek dilakukan oleh seorang ibu tatkala si bayi menggigit puting saat menyusu. Ini wajar. Wajar dilakukan oleh seorang manusia yang memiliki rasa. Namun, menjadi perlu dikaji ulang apabila seorang Ibu yang melakukannya, apalagi terhadap bayinya sendiri.
Oia? Masa'? Kata siapa? Kataku lah.. 


Setidaknya dari dulu begitulah runutan cerita tentang kebiasaan bayi ASI yang mulai numbuh gigi hingga reaksi 'kasar' sang ibu, yang biasa aku dengar dari Saudara, tetangga, teman, ataupun media sosial.

Dan sekarang.. Aku mengalaminya. Tumbuhnya gigi si kecil, selain sebagai anugrah, juga merupakan ujian tersendiri bagi sang ibu. Sakit banget euy mendapati puting yang masih lecet karena gigitan, kemudian terkena gigitan lagi. Dan itu berkali-kali #mercing2

Namun, apa daya.. Karena Itu adalah salah satu hal wajar dalam serangkaian proses menyusui, jadi ya dinikmati saja. Bedanya dengan sakit saat awal menyusui dulu, aku bisa menahan tangis dan yakin kalau ini hanya sementara saja. Tapi kalau sakit karena digigit ini, aku tak kuasa menahan tangis, apalagi kalau luka yang belum sembuh itu harus tertimpa gigitan lagi. Nano nano banget rasanya.

Selain karena rasa sakit secara fisik, mungkin keluarnya air mataku ini juga dipicu akibat faktor psikis. Apalagi terkadang si bayi tertawa kesenangan setelah berhasil menancapkan gigi barunya di puting ibunya.. Duh, nelangsa sekali rasanya. Seolah-olah si bayi tega menyakiti ibunya. Kira-kira seperti itulah perasaan melow mak2 baper sepertikuh inih ahahaayyy.

Tapi, itu belum seberapa. Hal lain yang lebih sulit untuk kulakukan adalah menjaga tanganku agar tidak melayang ke paha atau pantat si bayi. Ya, terkadang gemas sekali rasanya, ingin mencubit ato memukul pantatnya saat ia menggigit ketika menyusu. Padahal bukan cubitan atau pukulan yang ia inginkan. Dengan main fisik seperti itu toh dia pasti akan tetap menggigit ketika menyusu. Bahkan gigitannya mungkin bakal lebih wow dari gigitan sebelumnya hehe.

Jujur, menahan diri agar tidak ngamuk ini berat, Saudaraaa.. Harus perang batin terlebih dahulu untuk sampai ke tahap kesadaran ini (tahap untuk tidak melakukan kekerasan fisik kepada si bayi). Sisi ego berperang melawan sisi intelegensi, dan wasitnya adalah sisi kemanusiaan.. Hihiihiii...

Jadi, karena tidak mau (bukan tidak bisa) melampiaskan kekesalan dalam bentuk fisik, akhirnya aku ungkapkan semua itu lewat kata-kata. Sebisa mungkin aku lembutkan suaraku (padahal aslinya ingin sekali meledak-ledak). Aku berusaha agar dia mengerti. Setidaknya agar ia tahu bahwa aku tidak marah kepadanya (walaupun dalam hati sebetulnya kesel pakai banget hehe).

Biasanya sambil berurai air mata, menekan payudara dan menahan sakitnya terkena gigitan berkali-kali, aku katakan padanya, "Ibu mencintaimu. Ibu sayang sama kamu. Ibu mau menyusuimu. Tapi tolong, jangan menggigit saat menyusu. Itu sungguh menyakitkan bagi Ibu."

Sudah sampai situ. Aku tunggu reaksinya. Kalau ia mau mendengarkan, aku lanjutkan lagi dengan nada suara yang kujaga agar tetap terdengar lembut di telinganya, "Kalau kamu tidak menggigit, kamu bisa menyusu sampai puas. Tapi kalau menggigit, berarti harus berhenti minumnya, tidak boleh menyusu untuk sementara waktu. Nggak enak, kan? Makanya, jangan nggigit ya."

Sabdaku itu biasanya akan disusul dengan anggukan kepalanya atau ciuman yang ia daratkan di pipiku. Entah dia paham atau tidak, yang aku tahu, dia sudah mau mendengarkan ucapanku. Dan momen seperti itu akan ditutup dengan kalimat, "Yuk, minum lagi. Minum yang baik ya, nggak boleh nggigit ya," dan si bayi pun menyambut dengan antusias ajakan Ibunya.

Tapi... Momen manis seperti itu tidak selalu berlaku demikian, Bu Ibuuu. Ada kalanya ia merespons dengan asal-asalan, cuek, buang muka, merengek, bahkan menangis. Tidak menyenangkan sekali. Siapa yang tersakiti, siapa juga yang menangis. Mungkin dia merasa kesal juga kali ya.. Hihihiii geli.

Kalau sudah begitu, biasanya ku-stop dulu aktivitas menyusui itu. Kualihkan perhatiannya agar ia tidak menyusu dulu. Sebagai gantinya, aku beri dia air putih atau camilan bergizi lainnya. Setelah merasa lebih baik, baru kuizinkan dia untuk mulai menyusu kembali. Itupun terkadang aku tunggu dia yang minta, bukan atas inisiatifku hehe. 

Kurang lebih dua minggu lamanya aku mengalami peristiwa 'gigit-menggigit' ini. Dan aku usahakan untuk terus berkata-kata lembut serta baik kepada si bayi yang baru berusia 15 bulan tepat pada tanggal 19 bulan ini.

Setelah konsisten menerapkan cara ini, ajaibnya lambat laun si bayi sudah hampir tidak pernah menggigit lagi. Pernah sesekali ia mencoba menggigit, itupun dengan gerakan pelan sehingga rencana nakalnya tersebut dapat dengan cepat kudeteksi dan kuhentikan aktivitas menyusunya. Kutegur dia. Dia senyam-senyum penuh arti, dan kembali menyorongkan mulutnya ke dadaku. Aku katakan lagi, "Minum yang baik ya.. Nggak boleh nggigit ya." Biasanya, dia akan menjawabnya dengan anggukan.

Semua ini terjadi bukan sekali dua kali, Pemirsaaa. Sering kali. Dan kuncinya tentu ada di pundak Ibu. Kalau bisa jangan sampai memukul si bayi, khawatir akan menimbulkan efek traumatis bagi si bayi ke depannya. Tapi bukan berarti tidak ada pembelajaran. Bayi harus dipahamkan sejak dini, dan itu tidak bisa instan. Ibu harus sabar dan selalu ingat bahwa yang dihadapinya adalah seorang bayi yang baru setahun menghirup segarnya hawa dunia. Bayi yang masih belum mengerti apa-apa, dan baru belajar untuk mengerti beberapa hal #menasihati diri sendiri.

Dan begitulah fase interaksiku dengan si kecil saat ini. Di sinilah aku berada sekarang. Semoga sekelumit cerita klise namun sarat pengalaman ini dapat bermanfaat bagi Sobat Wendah, khususnya para Moms hebat di luar sana yang juga tengah bergumul dengan proses penyadaran si bayi agar minim menggigit sewaktu menyusu. Pengalaman dan cerita menarik seputar proses menyusui yang sedang atau pernah Sobat Wendah alami, boleh loh dibagi di kolom komen artikel ini.



Comments